Bersepeda BMX ke Kantor, Siapa Niat?



Pada sebuah perhentian lampu merah Bypass, saya bertemu dengan seorang muda dengan sepeda BMX-nya. Saya pikir dia hanya melancong ke tempat kawan yang dekat-dekat saja, tidak seperti saya yang bersepeda ke tempat kerja. Seperti biasa saya luangkan waktu untuk ngobrol bila bertemu dengan sesama pesepeda maupun tukang gorengan bergerobak. Sungguh terkejut ketika dia katakan rute gowesnya dari Pondok Kopi ke daerah perkantoran Kuningan!

Melihat rute bersepedanya saja sudah cukup jauh. Tapi masalahnya ini dilakoninya dengan BMX yang bila digowes dengkulnya bisa nyentuh perut! Yang saya salut adalah semangatnya yang luar biasa. Rute ini dilaluinya dengan riang gembira sambil memasang headset di telinganya, mendengarkan musik :)

Penasaran dengan gaya gowesnya, saya tunggu sampai lampu berganti hijau. Seperti yang sudah diduga, untuk melintas dengan cepat di sebuah simpang lampu merah, dia langsung genjot sambil berdiri. Ini dilakukan buat melahap jalanan yang sedikit menanjak untuk masuk ke Utan Kayu, namun untuk model BMX tentu bukan perkara mudah.

Kami terus ngobrol sampai Pramuka, karena dia kemudian mengambil jalur cepat untuk kemudian masuk kolong. Jalur yang cukup berbahaya karena bertemu dengan mesin-mesin beroda empat. Bukan itu saja, yang namanya terowongan, pasti ada turunan dan kemudian...ya, tanjakan yang aduhai. Saya bilang aduhai karena dilalui dengan BMX yang hanya bermodalkan satu gir saja.

Sebagai catatan, BMX yang ditunggangi sangat sederhana, tidak ada upgrade komponen di sana-sini. Jadi memang benar apa kata orang bijak, bersepeda itu didorong oleh niat, tidak peduli apakah sepeda kita itu murah atau mahal. Selain itu, menemani pesepeda di jalan raya yang tak ramah walau hanya sesaat, terasa hangat karena adanya rasa kebersamaan antar sesama pesepeda :) (raymond, unite-indonesia.blogspot.com)

Foto: http://anakbmxcomunity.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment